MANOKWARI— Membangun kampung baru adalah upaya untuk mendorong pemerataan. Ini menjadi kebutuhan masyarakat guna meningkatkan sumber daya di kampung yang lebih kreatif dan mandiri.
Apalagi daerah itu memiliki luas wilayah yang cukup, topografi daerah daratan, dengan tekstur tanah yang subur, jumlah Kepala Keluarga (KK) dan jiwa memenuhi syarat. Ditambah sarana listrik telah tersedia.
Hal ini yang menjadi harapan warga Kampung Subsay, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, untuk membentuk satu kampung baru, terpisah dari kampung induk.
Kepala Suku Subsay, Mesak Indou, Minggu (21/2/2021) sore, menuturkan, kampung tersebut telah memenuhi syarat untuk dimekarkan.
“Waktu itu sudah diajukan sejak kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Manokwari, (alm)Bapak Demas Paulus Mandacan-Bapak Edi Budoyo, namun Tuhan berkehendak lain, Bapak Demas meninggal. Beliau waktu itu minta siapkan saja,jalan saja. Nanti dimekarkan. Jadi kami minta nanti Bapak Hermus Indou dan Bapak Edi Budoyo yang lanjutkan,” ungkap Mesak.
Baca Juga Usai puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) serta rangkaian ibadah lainnya, Jemaah haji yang tergabung dalam gelombang pertama secara berangsur – angsur akan dipulangkan ke tanah air. Kepulangan Jemaah haji gelombang pertama melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah mulai tanggal 4 Juli 2023. Kepala Biro Kesra Drs. H. Zulkifli Syukur yang juga Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau mengatakan untuk kepulangan Jemaah haji Riau telah mempersiapkan transportasi jemaah dari Hang Nadim Batam menuju Pekanbaru. “Sebagaimana keberangkatan, Pemerintah Provinsi Riau telah mempersiapkan transportasi Jemaah haji mulai dari Hang Nadim Batam sampai ke Embarkasi Haji Antara Riau. Dengan menggunakan pesawat carteran Lion Air, Jemaah haji Riau akan diterbangkan dengan dua kali penerbangan,”ujarnya, Senin (3/7/2023). Lebih lanjut Zulkifli juga mengatakan sesampainya di bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Jemaah akan di jemput menggunakan armada bus untuk dibawa ke Asrama Haji Antara. “setibanya di Pekanbaru, Jemaah akan diangkut menggunakan armada bus yang telah disediakan Pemerintah Provinsi Riau. Jemaah akan di bawa ke EHA untuk selanjutnya dilakukan prosesi penerimaan oleh PPIH di Aula kedatangan,"tambahnya, Kemudian, Setelah selesai prosesi penerimaan Jemaah akan menjadi tanggung jawab PPIH daerah untuk kembali ke daerah masing – masing. Meskipun begitu PPIH EHA akan membantu proses kembalinya Jemaah ke daerah masing – masing. Sementara itu,Pelaksana harian (Plh) Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Riau, Muliardi menyambaikan bahwa untuk Jemaah haji kloter 2 asal Kota Pekanbaru akan dipulangkan pertama pada tanggal 5 Juli 2023 dengan maskapai Lion Air. Diperkirakan akan sampai di Asrama Haji Pekanbaru pada pukul 10.55 WIB. Lalu disusul dengan kepulangan jemaah haji kloter 4 (Kabupaten Kampar) pada 6 Juli, kloter 6 (Indragiri Hilir) dan kloter 7 (Kampar) pada 7 Juli, kloter 8 (Rokan Hilir dan Pekanbaru) dan Kloter 9 (Pekanbaru) pada 8 Juli, Kloter 10 (Bengkalis) pada 9 Juli. Kemudian kloter 11 (Pelalawan) pada 10 Juli, kloter 12 (Rokan Hulu) pada 11 Juli, Kloter 13 (Kuantan Singingi dan Dumai) pada 13 Juli, Kloter 14 (Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir) pada 14 Juli, Kloter 15 (Siak dan Kuantan Singingi) pada 15 Juli, Kloter 16 (Indragiri Hilir dan Pekanbaru) pada 16 Juli. “Terakhir, kloter 32 dan 33 asal Pekanbaru, Indragiri Hilir dan Kampar akan dipulangkan ke tanah air pada 3 Agustus 2023,” tutupnya.
Menurut Mesak, dirinya rela melepaskan lokasi tersebut untuk dilakukan pembangunan pemukiman, agar kampung yang cukup luas itu, bisa dimekarkan.
Langkah persiapan yang telah dilakukan, lanjut Mesak, warga diminta menyiapkan rumah layak huni. Selain dokumen administrasi lainnya yang akan diserahkan ke Bupati dan Wakil Bupati setelah dilantik.
“Hari ini kami rapat, mengajak warga untuk bersama-sama menyiapkan kampung baru. Kami mengajak warga semangat bersama membangun kampung,” ajak Mesak.
Warga yang mendiami kampung baru itu berasal dari trans lokal, meliputi warga kampung induk, warga Warmare dan juga warga kota Manokwari.
“Di sini ada masyarakat asli Papua, non Papua. Semua menyatu. Mereka sangat antusias membangun kampung. Mereka mau ini jadi kampung. Kami terbuka, siapa yang mau bangun kampung, silahkan. Kami sangat terbuka,” tutur Mesak. (*)