oleh

Ridwan Hisjam Harap Perdebatan Halal Haram Wayang Dihentikan

Jakarta – Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro 57 Ridwan Hisjam meminta semua masyarakat menahan diri untuk tidak menambah kisruh perdebatan halal-haram soal wayang. Hal itu tidak perlu lagi dibesar-besarkan.

“Kami mohon agar masyarakat menahan diri tidak memperkeruh persoalan wayang. Perdebatan soal halal dan haram wayang adalah hal yang wajar. Tidak perlu dibesar-besarkan,” ujar Ridwan, Kamis (24/3).

Ridwan mengatakan, bagi yang suka wayang, maka wayang bisa dijadikan media untuk dakwah Islam seperti yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. Wayang adalah seni budaya Jawa yang digunakan untuk mengajarkan kebaikan.

“Kalau ada yang tidak suka, ya sudah cukup tidak perlu menanggap wayang. Tidak perlu menonton dan mendengarkan. Dan jangan juga menyalahkan, hormati mereka yang suka terhadap wayang,” terang Ridwan.

Baca Juga  Usai puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) serta rangkaian ibadah lainnya, Jemaah haji yang tergabung dalam gelombang pertama secara berangsur – angsur akan dipulangkan ke tanah air. Kepulangan Jemaah haji gelombang pertama melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah mulai tanggal 4 Juli 2023. Kepala Biro Kesra Drs. H. Zulkifli Syukur yang juga Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau mengatakan untuk kepulangan Jemaah haji Riau telah mempersiapkan transportasi jemaah dari Hang Nadim Batam menuju Pekanbaru. “Sebagaimana keberangkatan, Pemerintah Provinsi Riau telah mempersiapkan transportasi Jemaah haji mulai dari Hang Nadim Batam sampai ke Embarkasi Haji Antara Riau. Dengan menggunakan pesawat carteran Lion Air, Jemaah haji Riau akan diterbangkan dengan dua kali penerbangan,”ujarnya, Senin (3/7/2023). Lebih lanjut Zulkifli juga mengatakan sesampainya di bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Jemaah akan di jemput menggunakan armada bus untuk dibawa ke Asrama Haji Antara. “setibanya di Pekanbaru, Jemaah akan diangkut menggunakan armada bus yang telah disediakan Pemerintah Provinsi Riau. Jemaah akan di bawa ke EHA untuk selanjutnya dilakukan prosesi penerimaan oleh PPIH di Aula kedatangan,"tambahnya, Kemudian, Setelah selesai prosesi penerimaan Jemaah akan menjadi tanggung jawab PPIH daerah untuk kembali ke daerah masing – masing. Meskipun begitu PPIH EHA akan membantu proses kembalinya Jemaah ke daerah masing – masing. Sementara itu,Pelaksana harian (Plh) Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Riau, Muliardi menyambaikan bahwa untuk Jemaah haji kloter 2 asal Kota Pekanbaru akan dipulangkan pertama pada tanggal 5 Juli 2023 dengan maskapai Lion Air. Diperkirakan akan sampai di Asrama Haji Pekanbaru pada pukul 10.55 WIB. Lalu disusul dengan kepulangan jemaah haji kloter 4 (Kabupaten Kampar) pada 6 Juli, kloter 6 (Indragiri Hilir) dan kloter 7 (Kampar) pada 7 Juli, kloter 8 (Rokan Hilir dan Pekanbaru) dan Kloter 9 (Pekanbaru) pada 8 Juli, Kloter 10 (Bengkalis) pada 9 Juli. Kemudian kloter 11 (Pelalawan) pada 10 Juli, kloter 12 (Rokan Hulu) pada 11 Juli, Kloter 13 (Kuantan Singingi dan Dumai) pada 13 Juli, Kloter 14 (Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir) pada 14 Juli, Kloter 15 (Siak dan Kuantan Singingi) pada 15 Juli, Kloter 16 (Indragiri Hilir dan Pekanbaru) pada 16 Juli. “Terakhir, kloter 32 dan 33 asal Pekanbaru, Indragiri Hilir dan Kampar akan dipulangkan ke tanah air pada 3 Agustus 2023,” tutupnya.

Wayang sendiri kata Ridwan adalah Budaya luhur orang Jawa yang penuh kearifan dan kebijaksanaan. Selama itu digunakan untuk mengajarkan dakwah kalimat Tauhid, seperti Sunan Kalijaga maka tidak salah, dan tidak bertentangan dengan Islam.

“Wayang sendiri adalah budaya Nusantara yang sudah diatur dalam UUU Pemajuan Kebudayaan No 2017,” ungkapnya.

Menurut Ridwan, sering kali masyarakat atau umat Islam terpecah karena adanya perbedaan khilafiyah. Untuk itu kata dia, penting sekali peran para ulama untuk mengajarkan kepada umatnya tentang bagaimana cara menghargai perbedaan dalam memahami sebuah cabang ilmu agama.

Baca Juga  Apel Pagi Bersama, Ini Pesan Sekdaprov Riau

“Sering kali memang persoalan khilafiyah ini menjadi penyebab perpecahan umat. Masyarakat perlu diajarkan lagi agar bagaimana bisa memahami perbedaan, tidak mudah menyalahkan. Khilafiyah itu pasti akan selalu ada, tapi jangan sampai menghilangkan subtansi kita dalam bergama,” terang Ridwan.

Ridwan juga mengajak masyarakat untuk bisa berpikir luas dalam memahami perbedaan, tidak mudah terprovokasi, tidak gampang menyalahkan. Sebab, ada hal yang lebih penting yang harus dipertahankan, yaitu persaudaraan dan persatuan umat dan bangsa.

“Jadi saya mohon ini segara diakhiri, jangan lagi digoreng, dibesar-besarkan karena tidak manfaatnya, karena merusak persaudaraan umat Islam,” jelasnya.

Baca Juga  Wagub Jabar Ajak SMSI Sukseskan Pembangunan Di Jawa Barat

Seperti diketahui, polemik ini bermula ketika Khalid Basalamah mengomentari pertanyaan jemaah soal hukum wayang dalam Islam. Ia menyebut sebaiknya hal ditinggalkan dan meminta dalang bertaubat karena tak sesuai dengan standar Islam. Pernyataan itu lantas menuai reaksi keras dari pelbagai kalangan terutama kalangan dalang.

Lalu, pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah turut menggelar pertunjukan wayang kulit di Pondok Pesantren asuhannya, Ora Aji, Sleman Yogyakarta. Pertunjukan wayang itu dinilai penuh sindiran yang diduga ditujukan untuk Khalid yang mempermasalahkan keharaman wayang. (Al)

News Feed